Laman

Selasa, 01 Juni 2010

3 Juni: Karolus Lwangga; Klotilda; Kevin

St. Karolus Lwangga, Martir Uganda
   Kebenaran dan keluhuran ajaran yesus dibela mati-matian oleh para pengikut-Nya di mana-mana meskipun hal itu mengakibatkan kematian. Di Afrika, terutama di Uganda, pembelaan ini ini telah mengakibatkan pembunuhan banyak martir.
   Penganiayaan dan pembunuhan atas orang-orang Kristen itu disebabkan karena ajaran Kristen dianggap sebagai perintah utama pelaksanaan adat-istiadat kafir di Uganda. Ketika itu, adat-istiadat di sana masih tergolong primitif. perdagangan budak, poligami, dan pemerkosaan anak-anak dianggap hal yang biasa. Demikian juga pelestarian adat-istiadat dan animisme masih dianggap sebagai perkara budaya yang harus digalakkan.
   Oleh karena itu, kedatangan misionaris-misionaris katolik pada tahun 1879 untuk mewartakan Injil Kristus dianggap sebagai penghalang keberlangsungan praktek adat-istiadat dan kebiasaan buruk tersebut. Akibatnya, penguasa setempat melancarkan aksi pembunuhan terhadap para misionaris itu. Banyak juga pemuda-pemuda Uganda yang sudah menjadi Kristen dibunuh.
   Karolus Lowanga adalah salah seorang anak yang melayani Raja Muanga. Ia nmenggantikan  kawannya Yosef Mukasa. Muanga dikenal sebagai raja yang Bejat. Ia biasa melampiaskan nafsu seksnya pada anak laki-laki yang menjadi pelayannya. Melihat kebejatan Muanga ini, Karolus Lwanga selalu bersikap hati-hati. Ia juga mengawaskan anak-anak Kristen lainnya agar tidak tercemar oleh perbuatan bejat Muanga.
   Raja Muanga sangat benci terhadap ajaran-ajaran Kristen. Hasutan orang-orang Arab semakin menambah kebencian Muanga terhadap keluhuran ajaran iman Kristen sekaligus para misionarisnya. Anak-anak Uganda yang sudah menjadi Kristen tidak luput dari berbagai ancaman. Namun anak-anak ini semakin kuat imannya dan tidak menghiraukan segala bentuk ancaman itu.
   Pada tanggal 25 Maret 1886, raja mendapati para pelayannya sedang mengikuti pelajaran agama dari seorang misionaris. Ia sangat marah, maka ia membunuh anak-anak itu. Keesokan harinya ia mengumpulkan para ketu suku dan meminta pertimbangan mereka untuk menghukum anak-anak Kristen yang lain. Hal ini sama sekali tidak menggentarkan hati mereka. Mereka berani mati demi imannya.
   Anak-anak Kristen yang belum dibunuh, termasuk Karolus Lwanga, ditangkap dan dipenjarakan. Karolus yang tertua segera mempermandikan dan mengajar mereka tentang ajaran-ajaran iman Kristen. Ia menguatkan hati mereka untuk menerima segala akibat yang paling buruk. Iman mereka teguh dan mereka bersedia menjalani hukuman bakar yang ditimpakan atas mereka.
   Karolus dibunuh bersama kawan-kawannya demi membela iman Kristen. Mereka yakin bahwa Tuhan akan memberi mereka pahala di surga yang jauh lebih membahagiakan. Oleh Sri Paus Paulus VI, Karolus dinyatakan sebagai 'Kudus' pada tahun 1964.  

St. Klotilda, Pengaku Iman 
   Klotilda adalah putri Raja Burgundia, Ia menuntut dari calon suaminya - Raja Kludwik dari Franken - yang masih kafir, supaya tetap diperbolehkan melaksanakan kewajiban agamanya. Ketika anak sulung mereka meninggal sesudah pembaptisannya, Kludwik suaminya hampir membatalkan janjinya. Namun berkat kesabaran dan kelemah-lembutan Klotilda, Klodwik bertobat menjadi Kristen setelah memenangkan pertempuran atas musuhnya. klotilda meninggal dunia pada tahun 545.

St. Kevin, Pengaku Iman
    Konon Kevin merupakan pendiri Biara Glendalough di Wicklow Irlandia. Ia mencapai usia yang sangat tua (120 tahun) dari 498-618.
   Kemungkinan, Kevin dididik oleh rahib-rahib dan kemudian ditahbiskan menjadi imam. Ketika menginjak usia dewasanya, ia memilih hidup sebagai petapa di Glendalough, salah satu tempat yang paling indah di Irlandia. Menurut tradisi, ia tinggal di sebuah goa sempit di Lugduf. Goa itu masih ada sampai sekarang, dan dapat da capai menggunakan sebuah perahu menyeberangi danau yang ada di situ. Kevin hidup akrab dengan alam, makan ikan dan hasil-hasil hutan, ia sangat bersahabat dengan binatang-binatang liar.
   Kehidupan Kevin uang keras sebagai pertapa berakhir ketika sekelompok orang mengetahui tentang keberadaannya dan mulai menyebarkan berita-berita tentang hidupnya di goa itu. Semenjak itu banyak orang datang berguru kepadanya dan hidup bersamanya. Akhirnya laihrlah sebuah komunitas pertapaan di tempat itu. Demi kehidupan yang lebih baik, Kevin bersama murid-muridnya pindah dari tempat itu dan mendirikan sebuah biara di lembah Gunung Lugdof. Setelah kematian Kevin, Glendalough tetap merupakan pusat keagamaan dan pendidikan yang terkenal selama berabad-abad. Semenjak itu, seorang uskup ditempatkan di Glendalough sampai tahun 1214, ketika glendalough disatukan dengan tahta keuskupan Dublin
   Dewasa ini banyak wisatawan datang ke Glendalough untuk melihat bekas biara Kevin berupa sebuah bangunan biara, sebuah katedral dan beberapa buah gereja. Glendalough merupakan salah satu tempat ziarah di Irlandia.
Sumber: Orang Kudus Sepanjang Tahun, Obor

Tidak ada komentar:

Posting Komentar