Laman

Selasa, 15 Juni 2010

5 Juni: St. Bonivasius; St. Ferdinandus Constante

St. Bonifasius (uskup dan martir)
 
Bonivasius lahir pada tahun 680 di Crediton, Inggris dari keluarga katolik. Pada waktu kecil ia diberi nama Winfried. Sejak kecil ia sudah mengenal para misionaris yang singgah ke rumahnya dan bercerita banyak tentang pengalamana mereka di seberng laut utara. Cerita-cerita ini membangkitkan keinginan Winfried untuk mengikuti jejak mereka. Ketika menjadi dewasa, Bonifasius masuk biara Nursling. Di biara ini ia dididik untuk menjadi rasul yang tangguh. Dan setelah ia ditahbiskan menjadi imam ia diutus ke Frisia. Tetapi karena bangsa Frank yang telah banyak menjadi kristen adalah musuh orang Frisia maka penyebaran Injil di sini dilarang. Oleh karena itu Winfried kemudian pergi ke Roma. 
   Oleh Paus Gregorius II (715-731) ia diterima baik dan diberi nama Bonifasius (yang mujur) Dari Roma Bonifasius diutus ke jerman. Tugas berat dan berbahaya ini dijalaninya dengan setia. Di Jerman, pertama-tama Bonivasius pergi ke Hesse, kemudian ke Thuringia, Bavaria dan akhirnya ke Frisia. Para sahabatnya di Inggris mendukungnya dengan doa-doa, keperluan-keperluan altar dan gereja. 
   Atas permintaan Paus Gregorius II, ia sekali lagi pergi ke Roma pada tahun 722, dan di sana ia ditahbiskan menjadi Uskup. Setelah itu Bonifasius kembali ke Jerman sebagai utusan Sri Paus untuk melayani di sana. Ia mendirikan banyak gereja dan biara serta mengadakan pembaharuan hidup rohani umat dan para imamnya. Banyak misionaris baru, imam maupun suster, didatangkannya dari Inggris. Dari antara misionaris-misionaris ini, terkenallah suster-suster Tekla, Walburga, dan Lioba, serta dua orang imam yang kemudian menjadi orang kudus, yaitu St. Lulus dan St. Eobanus.
   Untuk tetap memelihara hidup rohaninya, Bonivasius menggunakan beberapa minggu dalam setahun untuk beristirahat dan berdoa di kota Fulda. Kota Fulda saat itu menjadi pusat kebudayaan dan ilmu pengethuan. Dengan cara ini, Bonivasius berkembang menjadi seorang uskup yang saleh dn suci. Pada usianya yang lanjut, ia sekli lagi pergi ke Frisia bersama beberapa imam untuk menerimakan sakramen Krisma. 
tetapi di daerah Dokum, Bonivasius bersama imam-imam itu diserang segerombolan orang kafir. Para imam yang bersamanya dan orang-orang serani di situ bertekad melawan serangan itu, tetapi Bonivasius berkata "anak-anakku, janganlah berperang! Hari yang sudah lama kutunggu dengan penuh kerinduan akhirnya tiba juga. biarlah Tuhan berperang melawan mereka." Bonifasius dan para imam yang menyertainya dalam perjjalanan itu dibunuh karena imannya, bersama-sama 53 orang serani. Peristiwa itu terjadi pada tahun 754. Jenasah Bonifasius dibawa ke Fulda. 
   Bonifasius dikenal sebagai perintis pewartaan Injil di Jerman dan dihormati sebagai pelindung negeri Jerman.
St. Ferdinandus Constante (Martir)
   Ferdinandus dijuluki 'Pangeran Tabah' (El Pricipe Constante). Ia ditangkap oleh tentara Maroko ketia bersama saudaranya, Henrikus Navigator, berperang diCeuta. Ia menjadi sandra dan karena tak mampu membayar uang tebusan Ferdinandus tidak dibebaskan. lalu ia disiksa dengan keji sampai mati pada tahun 1443.


Sumber: Orang Kudus sepanjang tahun. Obor.

Rabu, 02 Juni 2010

KALENDARIUM Santo-santa, Mei

Mei
  1. Peregrine Laziosi; Yeremias; Yosef Pekerja
  2.  Atanasius Agung; Boris; Sigismund
  3. Filipus Rasul; Yakobus Muda
  4. Florianus; Gemma Galgani; Martir Inggeris; Rachel; Silvanus
  5. Hilary; Yutta
  6. Dominikus Savio
  7. Gisela
  8. Aloisius Rabata; Iduberga; Viktor
  9.  
  10. Solangia
  11. Albertus; Berta, Gumbert; Ignasius Peis OFM Cap; Mayolus; Walbertus, Bertilia
  12. Epifanius; Flavia Domitilia, Achiles, Nereus; Germanos; Pankrasius
  13. Andreas Fournet; Imelda Lambertini OP; Magdalena Albrici;
  14. Maria-Dominika Mazzarello; Matias Rasul; Mikael Garicoits
  15. Hallward; Isidor(us) Pakomios
  16. Andreas Bobola SJ; Yoanes Nepomuk
  17. Paskalis baylon OFM
  18. Felix OFM Cap; Kamila Gentili Tekuasa, Alexandrea, Eufrasia, Klaudia, Matrona, Phaeine, Teodotos, Yulita; Yoanes I
  19. Alkuin OSB; Dunstan; Ivo (Yves); Selestin V
  20. Bernadin dari Siena OFM; Ivo
  21. Eugen(ius) dem Mazenod OMI; Godrikus; Herman-Yosef
  22. Renate; Rita; Rosa(na); Yoakima de Vendruna; Yulia
  23. Desiderius; Donatian; Eufrosina; Giovanni Battista Rossi
  24. David; Simeon Stylites Muda; Yoanna; Yoanes de prado OFM
  25. Beda; Gregorius VII; Magdalena-Sophia barat; Maria Magdalena de Pazzi; Valensio
  26. Filipus Neri; Mariana de Paredes y Flores
  27. Agustinus dari Canterbury; Emilius, Kastus; Yulius
  28. Margarete Pole; Wilhelm(us)
  29. Konon d'Arc
  30. Baptista Varani OSC Cap; Basilios, Emilia; Ferdinandus III; Jeanne d'Arc
  31. Bunda Maria mengunjungi Elisabet 

4 Juni: St. Kuirinus; St. Fransiskus Caracciolo, Abbas

Santo Kuirinus, Martir

   Kuirinus adalah uskup Siscia (Sisak, Yugoslavia). Ia ditangkap dan dianiaya karena menolak membawa kurban kepada dewa-dewa kafir. Meskipun ia dibujuk dengan  berbagai janji muluk, ia tidak sudi mengorbankan imannya. Kemudian sebuah batu besar diikatkan di tubuhnya kemudian ia ditenggelamkan di sungai Sabaria (Szombathely, Hungaria). Peristiwa ini terjadi pada masa penganiayaan orang Kristen di bawah pemerintahan Diokletianus.
   Pada abad kelima, Relikuinya dipindahkan ke Roma dan dimakamkan di katakombe St. Sebastianus. Pada tahun 1140 relikuinya dipindahkan lagi ke gereja St. Maria di Trastevere, Roma. 


Santo Fransiskus Caracciolo, Abbas
   Fransiskus Caracciolo lahir di Villa Santa Maria, Italia Tengah, pada tanggal 13 Oktober 1563.  Ia dibabtis dengan nama Ascanius. Nama Fransiskus dipilihnya ketika ia ditahbiskan menjadi imam. Ia meninggal di Agnose, italia, pada tanggal 2 Juni 1608.
   Kehidupan masa mudanya sebagai seorang putera bangsawan sungguh jauh berbeda dengan kehidupannya dikemudian hari sebagai seorang imam. Ketika berumur 20 tahun ia jatuh sakit. Tetapi penyakitnya ini justru merupakan awal kehidupannya yang baru di dalam Allah. Dalam penderitaannya, ia terus berdoa mohon kesembuhan dari Tuhan. Ia berjanji akan membaktikan dirinya kepada Tuhan setelah sembuh nanti. Tuhan mendengarkan doanya dengan menyembuhkan dia secara ajaib.
   Untuk mewujudkan niatnya ia pergi ke Napoli, Italia untuk menjalani pendidikan imamat. Tangan Tuhan terus membimbingnya hingga ia ditahbiskan menjadi imam tahun 1557. Ia memilih nama Fransiskus sebagai penghormatan kepada Santo Fransiskus Asisi.
   Kemudian ia menjadi anggota tarekat imam-imam "Bianchidella Guistizia" (Tarekat Imam-imam Jubah Putih Keadilan). Imam-imam dari tarekat ini biasanya mengunjungi dan meneguhkan hati para tahanan di penjara-penjara agar tabah menghadapi ajalnya.
   Pada tahun 1588, Fransiskus bertemu dengan Yohanes Agustinus Adorno, seorang imam Genoese. Bersama Adorno, ia mendirikan ordo baru yang menggabungkan kehidupan kontemplatif dan aktif. Seuah biara didirikan di Napoli sebagai tempat kediaman mereka. Konggregasi ini dikenal dengan nama "Konggregasi Pelayan Dina Reguler". Dalam waktu singkat,  konggregasi baru ini berhasil mendapat banyak anggota. Sebagian besar anggotanya melaksanakan kegiatan kontemplatif seperti berdoa dan meditasi. Untuk memperluas jangkauan kerjanya, Fansiskus mendirikan lagi beberapa rumah di Roma dan Spanyol.
   Salah satu kaul yang mereka ikrarkan ialah: tidak berambisi untuk mendapatkan jabatan
n, baik dalam ordo maupun di dalam Gereja. Fransiskus sendiri mentaati kaul ini dengan sangat konskuen. Ketika Paus menawarkan jabatan Uskup, dengan tegas ia menolaknya. Tetapi ketika kemudian Adormo, sebagai pemimpin Ordo meninggal dunia, ia terpaksa menerima jabatan karena didesak-desak oleh anggotanya.
   Fransiskus dikenal luas karena kesederhanaannya dan perhatiannya yang besar kepada orang-orang miskin. Ia sering memberikan makananya sendiri, bahkan sering mengemis untuk kepentingan orang-orang malang itu. Tuhan menganugerahkan kepadanya kemampuan menyembuhkan orang-orang sakit. Ia digelari kudus pada 24 Mei 1807 oleh Sri Paus Pius VII (1939-1958) dan dihormati sebagai pelindung Napoli.



Sumber: Orang Kudus sepanjang Tahun

Selasa, 01 Juni 2010

3 Juni: Karolus Lwangga; Klotilda; Kevin

St. Karolus Lwangga, Martir Uganda
   Kebenaran dan keluhuran ajaran yesus dibela mati-matian oleh para pengikut-Nya di mana-mana meskipun hal itu mengakibatkan kematian. Di Afrika, terutama di Uganda, pembelaan ini ini telah mengakibatkan pembunuhan banyak martir.
   Penganiayaan dan pembunuhan atas orang-orang Kristen itu disebabkan karena ajaran Kristen dianggap sebagai perintah utama pelaksanaan adat-istiadat kafir di Uganda. Ketika itu, adat-istiadat di sana masih tergolong primitif. perdagangan budak, poligami, dan pemerkosaan anak-anak dianggap hal yang biasa. Demikian juga pelestarian adat-istiadat dan animisme masih dianggap sebagai perkara budaya yang harus digalakkan.
   Oleh karena itu, kedatangan misionaris-misionaris katolik pada tahun 1879 untuk mewartakan Injil Kristus dianggap sebagai penghalang keberlangsungan praktek adat-istiadat dan kebiasaan buruk tersebut. Akibatnya, penguasa setempat melancarkan aksi pembunuhan terhadap para misionaris itu. Banyak juga pemuda-pemuda Uganda yang sudah menjadi Kristen dibunuh.
   Karolus Lowanga adalah salah seorang anak yang melayani Raja Muanga. Ia nmenggantikan  kawannya Yosef Mukasa. Muanga dikenal sebagai raja yang Bejat. Ia biasa melampiaskan nafsu seksnya pada anak laki-laki yang menjadi pelayannya. Melihat kebejatan Muanga ini, Karolus Lwanga selalu bersikap hati-hati. Ia juga mengawaskan anak-anak Kristen lainnya agar tidak tercemar oleh perbuatan bejat Muanga.
   Raja Muanga sangat benci terhadap ajaran-ajaran Kristen. Hasutan orang-orang Arab semakin menambah kebencian Muanga terhadap keluhuran ajaran iman Kristen sekaligus para misionarisnya. Anak-anak Uganda yang sudah menjadi Kristen tidak luput dari berbagai ancaman. Namun anak-anak ini semakin kuat imannya dan tidak menghiraukan segala bentuk ancaman itu.
   Pada tanggal 25 Maret 1886, raja mendapati para pelayannya sedang mengikuti pelajaran agama dari seorang misionaris. Ia sangat marah, maka ia membunuh anak-anak itu. Keesokan harinya ia mengumpulkan para ketu suku dan meminta pertimbangan mereka untuk menghukum anak-anak Kristen yang lain. Hal ini sama sekali tidak menggentarkan hati mereka. Mereka berani mati demi imannya.
   Anak-anak Kristen yang belum dibunuh, termasuk Karolus Lwanga, ditangkap dan dipenjarakan. Karolus yang tertua segera mempermandikan dan mengajar mereka tentang ajaran-ajaran iman Kristen. Ia menguatkan hati mereka untuk menerima segala akibat yang paling buruk. Iman mereka teguh dan mereka bersedia menjalani hukuman bakar yang ditimpakan atas mereka.
   Karolus dibunuh bersama kawan-kawannya demi membela iman Kristen. Mereka yakin bahwa Tuhan akan memberi mereka pahala di surga yang jauh lebih membahagiakan. Oleh Sri Paus Paulus VI, Karolus dinyatakan sebagai 'Kudus' pada tahun 1964.  

St. Klotilda, Pengaku Iman 
   Klotilda adalah putri Raja Burgundia, Ia menuntut dari calon suaminya - Raja Kludwik dari Franken - yang masih kafir, supaya tetap diperbolehkan melaksanakan kewajiban agamanya. Ketika anak sulung mereka meninggal sesudah pembaptisannya, Kludwik suaminya hampir membatalkan janjinya. Namun berkat kesabaran dan kelemah-lembutan Klotilda, Klodwik bertobat menjadi Kristen setelah memenangkan pertempuran atas musuhnya. klotilda meninggal dunia pada tahun 545.

St. Kevin, Pengaku Iman
    Konon Kevin merupakan pendiri Biara Glendalough di Wicklow Irlandia. Ia mencapai usia yang sangat tua (120 tahun) dari 498-618.
   Kemungkinan, Kevin dididik oleh rahib-rahib dan kemudian ditahbiskan menjadi imam. Ketika menginjak usia dewasanya, ia memilih hidup sebagai petapa di Glendalough, salah satu tempat yang paling indah di Irlandia. Menurut tradisi, ia tinggal di sebuah goa sempit di Lugduf. Goa itu masih ada sampai sekarang, dan dapat da capai menggunakan sebuah perahu menyeberangi danau yang ada di situ. Kevin hidup akrab dengan alam, makan ikan dan hasil-hasil hutan, ia sangat bersahabat dengan binatang-binatang liar.
   Kehidupan Kevin uang keras sebagai pertapa berakhir ketika sekelompok orang mengetahui tentang keberadaannya dan mulai menyebarkan berita-berita tentang hidupnya di goa itu. Semenjak itu banyak orang datang berguru kepadanya dan hidup bersamanya. Akhirnya laihrlah sebuah komunitas pertapaan di tempat itu. Demi kehidupan yang lebih baik, Kevin bersama murid-muridnya pindah dari tempat itu dan mendirikan sebuah biara di lembah Gunung Lugdof. Setelah kematian Kevin, Glendalough tetap merupakan pusat keagamaan dan pendidikan yang terkenal selama berabad-abad. Semenjak itu, seorang uskup ditempatkan di Glendalough sampai tahun 1214, ketika glendalough disatukan dengan tahta keuskupan Dublin
   Dewasa ini banyak wisatawan datang ke Glendalough untuk melihat bekas biara Kevin berupa sebuah bangunan biara, sebuah katedral dan beberapa buah gereja. Glendalough merupakan salah satu tempat ziarah di Irlandia.
Sumber: Orang Kudus Sepanjang Tahun, Obor

2 Juni: Para Martir dari Lyon Prancis; Erasmus; Marselinus dan Petrus; Nicephorus

Para Martir dari Lyon, Perancis
   Pada tahun 177 sewaktu kekaisaran Romawi diperintah oleh Kaisar Markus Aurelius, terjadi penganiayaan besar terhadap orang-orang kristen, baik di Roma maupun daerah-daerah jajahan Roma. 
   Pada waktu itu, kota Lyon, Perancis Selataan, sudah terkenal sebagai pusat perdagangan dan pusat kehidupan orang-orang kafir. Di sana juga banyak orang kristen. Sebagaimana di Roma, Orang-orang Kristen di Lyon pun dikejar-kejar, dipenjarakan bahkan dibunuh. Hata milik mereka disita. Dari surat yang dikirim umat di Lyon dan Vienne kepada umat di Asia Kecil, diketahui ada 48 orang martir di sana dan sebagian besar berasal dari kota Lyon.
   Yang pantas dicatat ialah Uskup Lyon, Potinus, Blandina bersama saudaranya Pontikus Moturus yang baru saja dibaptis dan Sanktus, yang dengan gagah berani mempertahankan imannya di hadapan para penganiaya mereka yang sangat kejam.
   Ketika di tanya oleh hakim di pengadilan "Siapakah Allah orang Kristen?  Potinus menjawab dengan tegas "Jika tuan layak, tuan akan mengetahuinya nanti". Jawaban ini mengantar Potinus kepada penganiayaan yang keras hingga mati dua hari kemudian. Blandina, gadis budak belian itu menguatkan hati saudaranya Pontikus yang kurang tahan terhadap beratnya penyiksaan atas mereka. Maturus yang baru saja dibaptis dan sanktus, dengan gagah berani menahan derita sengsara yang dilakukan atas mereka, hingga para algojo kafir itu tercengang dan menanyai asal-usul mereka. Mereka mati demi mempertahankan imannya kepada Kristus.

St. Erasmus, Uskup dan Martir
   Erasmus, yang juga dipanggil Elmo, dikenal sebagai Uskup kota Farmiae, Italia. Kemungkinan ia dihukum mati sekitar tahun 303, tatkala terjadi penganiayaan atas orang-orang Kristen di masa pemerintahan Kaisar Diokletianus. Kisah menyeluruh tentang masa hidupnya tidak banyak diketahui. Dari laporan Paus Gregorius I pada abad keenam diketahui bahwa relikuinya disemayamkan di Katedral Farmiae. 
   Banyak berita yang beredar waktu itu, menyamakan Elmo dengan Erasmus lain, orang kudus berkebangsaan Syria, yang menjadi uskup Antiokia. Menurut cerita ini, Erasmus atau Elmo adalah uskup Antiokia yang dikejar-kejar oleh para musuh sampai akhirnya ditangkap dan dibunuh di Farmial.
   Erasmus atau Elmo dihormati sebagai pelindung para pelaut Italia. Hal ini mungkin didasarkan pada cerita bahwa kemartirannya terjadi di atas sebuah kapal. Para pelaut italia percaya bahwa cahaya biru yang sering terlihat di puncak tiang kapal sebelum dan sesudah kilatan halilintar, menandakan perlindungan St. Erasmus. Oleh karena itu, cahaya ini dinamakan "Cahaya St. Elmo". Erasmus dihormati sebagai pelindung para pelaut.

St. Marselinus dan Petrus , Martir
   Petrus dikenal sebagai seorang pelayan Gereja yang dipenjarakan semasa pemerintahan Kaisar Diokletianus. Ketika itu ia baru saja menerima tahbisan exorsista yang memberi kuasa untuk mengusir setan. Dengan karisma yang ada padanya, ia menyembuhkan kepala penjara dari penyakitnya. Kesembuhan ini mempertobatkan kepala penjara itubersma keluarganya ke pangkuan iman Kristen. Mereka dipermandikan menjadi Kristen oleh Marselinus, seorang imam yang saleh. 
   Karena perbuatan itu Petrus dan Marselinus dijatuhi hukuman mati oleh penguasa Romawi pada tahun 302.

Santo Nicephorus dari Konstantinopel, Pengaku Iman 
   Nicheporus dikenal sebagai negarawan dan Filsuf. Ia lahir di Konstantinopel kira-kira tahun 758. Putra sekretaris Kaisar Konstantin V (741-775) ini bekerja sebagai komisaris kekaisaran. Ketika Konsili Nicea (787) berlangsung, ia diangkat sebagai sekretaris konsili.
   Dari statusnya sebagai seorang awam, ia dipilih dan ditahbiskan menjadi Patriark Konstantinopel pada tahun 806. Kemudian pada tahun 015, ia dibuang oleh Kaisar Leo, seorang Armenia karena melawan gerakan bidaah yang melarang penghormatan gambar-gambar kudus (Ikonoklasme). hari-hari terakhir hidupnya dihabiskannya di dalam sebuah biara yang ia dirikan di Bosporus.





Sumber: Orang Kudus Sepanjang Tahun, Obor,